Waspada dan Ketahui Lebih Lanjut Soal Monkeypox atau Cacar Monyet

Bagikan artikel ini
Share on facebook
Share on twitter
Share on pinterest
Share on whatsapp
Share on linkedin

Sejak 13 Mei 2022, kasus cacar monyet sudah dilaporkan oleh WHO dari 12 negara anggota yang  tidak endemik untuk virus cacar monyet. Investigasi terkait kasus ini masih dilakukan oleh karena kasus-kasus yang dilaporkan tidak memiliki riwayat perjalanan ke area endemik sebelumnya. Berdasarkan informasi yang saat ini tersedia, kasus-kasus yang ada terutama namun tidak secara eksklusif diidentifikasi pada pria yang berhubungan intim dengan pria yang berobat ke fasilitas kesehatan primer dan klinik kesehatan seksual.

Hingga 21 Mei, terhitung sudah ada 92 kasus terkonfirmasi dengan laboratorium dan 28 kasus yang dicurigai cacar monyet dari 12 negara anggota WHO yang tidak endemik untuk virus cacar monyet. Tidak ada kematian yang dilaporkan pada kasus-kasus tersebut, berikut catatannya:

  • Semua kasus sudah terkonfirmasi dengan PCR dan telah teridentifikasi sebagai kasus yang terinfeksi
  • Sekuens genom dari sampel usap kasus yang terkonfirmasi di Portugal, mengindikasikan kecocokan dengan virus cacar monyet yang saat ini menyebabkan wabah
  • Negara-negara yang endemik akan cacar monyet adalah sebagai berikut: Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo, Gabon, Ghana (hanya pada hewan saja), Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone, dan Sudan Selatan

 

Seputar Penyakit

  • Cacar monyet adalah penyakit zoonosis viral (penyakit yang ditransmisikan ke manusia dari hewan) dengan gejala yang sangat mirip pada pasien-pasien cacar walaupun secara klinis, lebih tidak parah
  • Penyakit disebabkan oleh virus cacar monyet dari genus orthopoxvirus dari famili Poxviridae
  • Terdapat 2 kelompok biologik virus cacar monyet: kelompok biologik Afrika Barat dan kelompok biologik Congo Basin (Afrika Tengah)
  • Nama cacar monyet berasal dari penemuan pertama virus ini pada monyet di laboratorium Denmark di tahun 1958. Kasus pertama di manusia, diidentifikasi di Republik Demokratik Kongo di tahun 1970

 

Metode Transmisi

Virus cacar monyet ditransmisikan dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak erat dengan lesi, cairan tubuh, percikan droplet saluran napas dan material yang terkontaminasi semisal tempat tidur. Periode inkubasi mulai dari 6-13 hari, namun dapat juga mulai dari 5 hingga 21 hari. 

Mengkonsumsi daging yang tidak dimasak cukup matang dan produk hewani lainnya dari hewan yang terinfeksi dapat menjadi faktor risiko yang mungkin.

Cacar monyet umumnya bersifat self-limiting (dapat sembuh sendiri) namun dapat menjadi berat pada beberapa individu, seperti anak-anak, wanita hamil, atau individu dengan kondisi imun yang lemah oleh karena kondisi kesehatan tertentu. 

Reservoar utama (pembawa penyakit utama) dari cacar monyet ini masih belum diketahui walaupun sejenis tikus pengerat Afrika sudah dicurigai berperan dalam menularkan penyakit ini. 

 

Gejala

Gejala cacar monyet hampir sama dengan cacar air (smallpox) namun lebih ringan. Cacara monyet umumnya dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama gejala cacar air dan cacar monyet adalah cacar monyet menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan smallpox tidak. Penyakit dapat dimulai dengan:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri punggung
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Menggigil
  • Kelelahan

Dalam kurun waktu 1 hingga 3 hari (kadang lebih lama) setelah demam, pasien akan mengalami ruam, umumnya dimulai di wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh yang lain. Lesi  akan melalui tahap-tahap berikut ini:

  • Makula
  • Papul
  • Vesikel
  • Pustul
  • Krusta

Penyakit akan berlangsung selama 2-4 minggu. Di Afrika, cacar monyet dapat menyebabkan kematian hingga 1 dari 10 orang yang menderita penyakit ini.

 

Definisi Kasus

Kasus Suspek

Seseorang dengan umur berapa pun di negara yang tidak endemik cacar monyet dengan ruam akut yang tidak dapat dijelaskan DAN

1 atau lebih tanda atau gejala, sejak 15 Maret 2022:

  • Sakit kepala
  • Onset demam akut (>38,5 derajat C)
  • Limfadenopati (pembengkakan kelenjar limfe)
  • Myalgia (nyeri otot dan tubuh)
  • Nyeri punggung
  • Astenia (lemas)

DAN

Ruam akut yang muncul secara klinis tidak sesuai dengan cacar, herpes zoster, campak, Zika, dengue, cikunguya, herpes simpleks, infeksi bakteri kulit, infeksi gonokokus, sifilis sekunder atau primer, chancroid, limfogranuloma venereum, granuloma inguinal, moluskum kontagiosum, reaksi alergi atau sebab lain ruam vesikuler atau papuler yang relevan secara lokal

Kasus Probable

Seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek DAN

1 atau lebih yang memenuhi:

  • Bertatap wajah secara langsung, mencakup tenaga kesehatan tanpa proteksi mata dan saluran napas); kontak fisik langsung dengan kulit atau lesi kulit, mencakup kontak seksual; atau kontak dengan material terkontaminasi berupa pakaian, tempat tidur, peralatan makan dari kasus probable atau kasus confirmed cacar monyet dalam 21 hari sebelum onset gejala
  • Melaporkan riwayat perjalanan ke negara yang endemik cacar monyet dalam 21 hari sebelum onset gejala
  • Memiliki partner seksual multipel atau yang tidak dikenal dalam 21 hari sebelum onset gejala
  • Memiliki hasil positif pemeriksaan serologik orthopoxvirus, tanpa adanya vaksinasi smallpox atau adanya pajanan lain orthopoxvirus
  • Dirawat oleh karena sakit

Kasus Confirmed

Kasus memenuhi kriteria suspek atau probable dan terkonfirmasi secara lab untuk virus cacar monyet melalui deteksi sekuens unik DNA virus baik melalui PCR dan/atau sequencing

Kasus Discarded

Kasus suspek atau probable yang mana pemeriksaan PCR dan/atau sequencing terkonfirmasi negatif untuk virus cacar monyet

 

Pencegahan

Beberapa cara untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, adalah antara lain:

  • Menghindari kontak dengan hewan yang dapat membawa virus (mencakup hewan yang sakit atau ditemukan mati di area dimana terdapat cacar monyet)
  • Menghindari kontak dengan material apapun, seperti tempat tidur yang telah kontak dengan hewan yang sakit
  • Mengisolasi pasien yang terinfeksi yang dapat berisiko menularkan infeksi
  • Senantiasa menjaga kebersihan tangan setelah kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi atau dengan orang lain yang sakit. Gunakan sabun atau dengan hand sanitizer yang mengandung alkohol
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika merawat pasien
  • Menghindari kontak skin-to-skin atau wajah langsung dengan seseorang yang memiliki gejala, menjaga etika batuk, berhubungan intim hanya dengan pasangan tetap
  • Bila mengalami ruam, diikuti dengan ruam atau rasa tidak nyaman, atau sakit, sebaiknya segera menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan dan diperiksa untuk cacar monyet. Bila sudah memenuhi kriteria suspek atau terkonfirmasi, maka sebaiknya mengisolasi diri hingga periode krusta membaik.

 

Terkait risiko penularan dengan acara berkumpul

Perhatian tertuju pada persebaran dari virus cacar monyet terkait konteksnya dengan acara berkumpul. Acara berkumpul yang besar dapat menjadi lingkungan yang kondusif untuk transmisi virus cacar monyet oleh karena adanya interaksi yang dekat, berlangsung lama, dan sering yang dapat menyebabkan peserta perkumpulan terpajan dengan lesi, cairan tubuh, droplet saluran napas dan material terkontaminasi. 

Mekanisme pasti dari transmisi cacar monyet ini masih dalam investigasi, dan kemungkinan berbeda dengan infeksi SARS-CoV-2 walau demikian tetap lah penting untuk menerapkan pencegahan umum yang direkomendasikan seperti untuk mencegah SARS-CoV-2 untuk menghindari risiko terinfeksi virus cacar monyet. Siapa pun yang bertemu dengan kasus suspek, probable dan confirmed sebaiknya tidak mengikuti pertemuan besar dahulu atau menghindari kontak dekat dengan siapapun.

 

Terkait risiko penularan dengan pencegahan infeksi dan kontrol infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan

Tenaga kesehatan yang merawat pasien dengan kasus suspek atau kasus terkonfirmasi sebaiknya mengimplementasikan pencegahan terstandar terhadap risiko kontak dan droplet. Standar pencegahan ini diterapkan di fasilitas kesehatan apapun mencakup pelayanan rawat jalan dan rumah sakit. Pencegahan standar mencakup kebersihan tangan, penanganan peralatan medis yang terkontaminasi, laundry, pembuangan sampah dan membersihkan serta mendisinfeksi permukaan yang berisiko kontaminasi. 

Isolasi kasus suspek atau terkonfirmasi di kamar tunggal dengan ventilasi adekuat, kamar mandi khusus dan staf khusus sebaiknya dilakukan. Penggunaan APD yang terstandar seperti sarung tangan, gaun, masker medis dan pelindung mata seperti goggles atau face shield dapat dilakukan. Pasien juga sebaiknya menggunakan masker medis ketika berkontak dengan tenaga kesehatan atau pasien lain dengan jarak 1 meter. Tambahan pula, gaun atau kain dapat digunakan untuk menutupi lesi untuk menghindari potensi kontak dengan lesi. APD sebaiknya dilepaskan sebelum meninggalkan area isolasi. Isolasi dan pencegahan lain yang terkait penularan sebaiknya dilanjutkan hingga gejala membaik (ruam yang menghilang dan krusta/koreng yang sudah membaik)

 

 

Referensi

World Health Organization. Multi-country monkeypox outbreak in non-endemic countries in disease outbreak news. May 21 2022. WHO.

Centers for Disease Control and Prevention. Monkeypox. Nov 23 2021. CDC.

Unduh Aplikasi Klinisia Sekarang

Soal kesehatan, jangan diremehkan.
Seremeh apapun keluhanmu, Klinisia ada untukmu!

Jl. Jaya Mandala IV No. 25e RT. 11/RW. 01, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan Jakarta 12870

© Klinisia – PT Kawan Sehat Indonesia 2023